Menteri Erick Thohir Menganjurkan Tidak Terburu-buru Mencari Investor untuk BRIS

Menteri Erick Thohir Menganjurkan Tidak Terburu-buru Mencari Investor untuk BRIS



Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan jangan terburu-buru dalam mencari investor strategis untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Hal ini menjadi sorotan utama dalam rencana divestasi saham BRIS yang direncanakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebagai pemegang saham pengendali. Erick mengungkapkan bahwa proses pencarian mitra bisnis baru untuk bank syariah yang merupakan gabungan dari anak usaha himbara harus dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan matang. Menurutnya, keberhasilan langkah ini akan memiliki dampak signifikan terhadap keberlangsungan kinerja perusahaan. "Kita tidak ingin terburu-buru. Pencarian partner BSI harus dilakukan dengan teliti, karena ini akan menentukan arah dan keberlanjutan bisnis perusahaan," kata Erick dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (10/11/2023). Erick juga menyoroti pentingnya calon investor membuka peluang global bagi BRIS, dengan preferensi khusus terhadap investor dari negara Timur Tengah. "Kita berharap mitra bisnis baru tidak hanya memperkuat posisi BSI di dalam negeri tetapi juga membuka pintu bagi ekspansi global. Saat ini, BSI berada di peringkat 12, namun dengan mitra yang tepat, siapa tahu bisa masuk 10 besar ke depannya," imbuhnya. Dalam upayanya untuk mendorong ekspansi global BSI, Erick menyebutkan harapannya agar investor strategis dapat memberikan akses untuk membuka kantor di beberapa kota strategis seperti London, Riyadh, Mekkah, Madinah, hingga Dubai. "Pendanaan dalam konteks syariah memiliki potensi menarik ke depan yang perlu terus dieksplorasi," tambahnya. Erick mencontohkan kesuksesan kolaborasi antara Telkom dan Singtel sebagai bukti bahwa kemitraan bisnis dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Saat ini, Bank Mandiri memiliki 51,47% saham BRIS, sedangkan BRI dan BNI masing-masing memiliki 15,38% dan 23,24%. Pemerintah Republik Indonesia memegang satu lembar saham dwiwarna, menjadikannya pengendali. Terakhir, Erick memberikan gambaran positif terkait kinerja keuangan BRIS, yang mencatat laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun per September 2023, meningkat 31,04% YoY. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) menjadi salah satu pendorong utama, naik 12,44% YoY. Kinerja positif ini juga tercermin dari peningkatan rasio profitabilitas perusahaan, dengan tingkat pengembalian aset atau return on asset BSI naik dari 2,08% menjadi 2,3%. Sementara saham BSI bergerak dalam rentang Rp 1.460-Rp 1.485 pada hari Kamis (9/11/2023), saham BRIS ditutup pada level Rp 1.475, menunjukkan kenaikan sebesar 0,68%. Perkembangan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kinerja positif BRIS dalam beberapa bulan terakhir.

Post a Comment

0 Comments